Oleh : Fajar Romadhon
Judul
bangkit dan berkarya yang penulis cantumkan, terinspirasi dari visi bakal calon
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan
Indonesia (BEM REMA UPI) 2014, yaitu Achmad Faqihuddin.
Bangkit
dan berkarya merupakan kata kerja yang kini harus terimplementasikan dalam
pentas sejarah peradaban Indonesia. Bangkit dari keterpurukan dan berkarya
untuk kejayaan. Problematika negeri ini sudah cukup banyak, namun solusi yang
tersedia belum cukup untuk menjawab segala problematika yang ada. Rasanya
kurang etis kalau hanya mengutuk Indonesia tercinta ini karena problematika yang ada tanpa menghadirkan
solusi dan gagasan-gagasan besar untuk perbaikannya. Karena siapa lagi yang
akan menyelesaikan problematika negeri ini kalau bukan aku, kamu dan kita semua
sebagai warga Indonesia.
Indonesia
butuh optimisme dan ide-ide besar untuk bisa bangkit dan berkarya. Kini saatnya
Indonesia menutup lembaran kelamnya dan membuka lembaran baru, namun jangan
pernah melupakan sejarah. Jangan sampai cara berfikir kita parsial dan menciut
ketika dihadapkan dengan berbagai problematika. Ada pepatah Arab yang
mengatakan “Kullu Marhalatin Rijaluha” jadi setiap tingkatan atau zaman
itu ada laki-lakinya (pahlawan). Berbeda zaman akan berbeda pula problematikanya,
dan setiap problematika itu ada pahlawan yang akan menjadi inisiator untuk
menyelesaikannya.
Belajar
dari kisah para pemuda kahfi yang terasing demi kebenaran hakiki, menjadi
inspirasi untuk bangkit dan berkarya. Allah Swt., berfirman dalam Q.S. Al-Kahfi
[18]: 13-14. Artinya: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan
benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk” (13). “Dan Kami
meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata,
"Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak
menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan
Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran” (14). Berdiri, penulis artikan
sebagai bangkit dan berkata sebagai bentuk karyanya, karena karya tidak hanya
berbentuk materi. Begitu dahsyatnya Al-Qur’an surat Al-Kahfi, menyandingkan
pemuda dengan istilah bangkit dan berkarya. Karena yang akan menyelesaikan
problematika negeri ini adalah para pemuda yang beriman pada Allah Swt,. Dan di
setiap kebangkitan, pemuda menjadi rahasia dan pembuka kunci keberhasilannya.
Bangkit
harus disertai pula dengan optimisme dan keberanian, karena optimisme dan
keberanian menjadi nafas yang akan meneguhkan serta mengokohkan. Untuk bangkit
setidaknya ada sebuah rekonstruksi cara berfikir, dari cara berfikir lama
menjadi cara berfikir yang baru. Artinya ada sebuah modifikasi dan inovasi,
yang tetap berpedoman pada prinsip dan kaidah yang benar. Sebagaimana dalam
buku karya Jalaludin Rakhmat yang berjudul Rekayasa Sosial, bahwa untuk
melakukan perubahan atau kebangkitan, maka upaya pertama yang harus dilakukan
adalah benahi terlebih dahulu cara berfikirnya.
Ide-ide
dan gagasan-gagasan besar untuk perbaikan Indonesia itulah yang dibutuhkan saat
ini. Tentunya ide-ide dan gagasan-gagasan besar yang disertai dengan
implementasi yang nyata. Bukan hanya sekedar wacana dan jargon kosong tanpa
isi. Sehingga ide dan gagasan besar yang diimplementasikan itulah yang disebut
sebagai karya. Begitulah sejarah mencatat para pahlawan Indonesia dahulu dengan
karya-karyanya yang hebat. Kini bumi pertiwi merindukan akan lahirnya para
pahlwan baru yang siap bangkit dan berkarya untuk Indonesia yang lebih baik. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar