Minggu, 01 Desember 2013

Bangkit dan Berkarya

Bangkit Dan Berkarya
Oleh : Fajar Romadhon

            Judul bangkit dan berkarya yang penulis cantumkan, terinspirasi dari visi bakal calon Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (BEM REMA UPI) 2014, yaitu Achmad Faqihuddin.
            Bangkit dan berkarya merupakan kata kerja yang kini harus terimplementasikan dalam pentas sejarah peradaban Indonesia. Bangkit dari keterpurukan dan berkarya untuk kejayaan. Problematika negeri ini sudah cukup banyak, namun solusi yang tersedia belum cukup untuk menjawab segala problematika yang ada. Rasanya kurang etis kalau hanya mengutuk Indonesia tercinta ini karena  problematika yang ada tanpa menghadirkan solusi dan gagasan-gagasan besar untuk perbaikannya. Karena siapa lagi yang akan menyelesaikan problematika negeri ini kalau bukan aku, kamu dan kita semua sebagai warga Indonesia.
            Indonesia butuh optimisme dan ide-ide besar untuk bisa bangkit dan berkarya. Kini saatnya Indonesia menutup lembaran kelamnya dan membuka lembaran baru, namun jangan pernah melupakan sejarah. Jangan sampai cara berfikir kita parsial dan menciut ketika dihadapkan dengan berbagai problematika. Ada pepatah Arab yang mengatakan “Kullu Marhalatin Rijaluha” jadi setiap tingkatan atau zaman itu ada laki-lakinya (pahlawan). Berbeda zaman akan berbeda pula problematikanya, dan setiap problematika itu ada pahlawan yang akan menjadi inisiator untuk menyelesaikannya.
            Belajar dari kisah para pemuda kahfi yang terasing demi kebenaran hakiki, menjadi inspirasi untuk bangkit dan berkarya. Allah Swt., berfirman dalam Q.S. Al-Kahfi [18]: 13-14. Artinya: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk” (13). “Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran” (14). Berdiri, penulis artikan sebagai bangkit dan berkata sebagai bentuk karyanya, karena karya tidak hanya berbentuk materi. Begitu dahsyatnya Al-Qur’an surat Al-Kahfi, menyandingkan pemuda dengan istilah bangkit dan berkarya. Karena yang akan menyelesaikan problematika negeri ini adalah para pemuda yang beriman pada Allah Swt,. Dan di setiap kebangkitan, pemuda menjadi rahasia dan pembuka kunci keberhasilannya.
            Bangkit harus disertai pula dengan optimisme dan keberanian, karena optimisme dan keberanian menjadi nafas yang akan meneguhkan serta mengokohkan. Untuk bangkit setidaknya ada sebuah rekonstruksi cara berfikir, dari cara berfikir lama menjadi cara berfikir yang baru. Artinya ada sebuah modifikasi dan inovasi, yang tetap berpedoman pada prinsip dan kaidah yang benar. Sebagaimana dalam buku karya Jalaludin Rakhmat yang berjudul Rekayasa Sosial, bahwa untuk melakukan perubahan atau kebangkitan, maka upaya pertama yang harus dilakukan adalah benahi terlebih dahulu cara berfikirnya.
            Ide-ide dan gagasan-gagasan besar untuk perbaikan Indonesia itulah yang dibutuhkan saat ini. Tentunya ide-ide dan gagasan-gagasan besar yang disertai dengan implementasi yang nyata. Bukan hanya sekedar wacana dan jargon kosong tanpa isi. Sehingga ide dan gagasan besar yang diimplementasikan itulah yang disebut sebagai karya. Begitulah sejarah mencatat para pahlawan Indonesia dahulu dengan karya-karyanya yang hebat. Kini bumi pertiwi merindukan akan lahirnya para pahlwan baru yang siap bangkit dan berkarya untuk Indonesia yang lebih baik. Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sosok KH. Hasyim Asy'ari