Pengabdian Pada Masyarakat
Oleh: Fajar Romadhon
Mungkin
dikalangan mahasiswa atau pegiat sosial masyarakat istilah pengabdian pada
masyarakat sudah tidak asing lagi. Karena mereka yang hatinya sudah terpatri
untuk mengabdi untuk khalayak akan senantiasa menebar manfaat dalam hidupnya.
Banyak kisah-kisah inspiratif dari orang-orang yang menjadi pegiat sosial atau
aktivis kemanusiaan. Bakhan dari pekerjaannya sebagai aktivis kemanusiaan itu
mereka bisa keliling dunia. Para aktivis kemanusiaan tidak memandang suku,
etnis, dan agama. Ketika ada musibah yang menimpa umat manusia, mereka akan
segera beraksi untuk menolong. Panggilan jiwa dan ketulusan hati yang membuat
mereka tetap konsisten menolong sesama.
Penulis
buku “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia” yaitu Michael H. Hart menempatkan
Muhammad Saw., diurutan paling pertama, karena sepanjang perjalanan sejarahnya
Muhammad Saw., telah banyak meraih keberhasilan di semua bidang. Oleh sebab itu
Allah Swt., menyebutkan bahwa dalam pribadi Muhammad Saw., terdapat teladan
yang baik.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ
يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (٢١)
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab
[33]: 21).
Karena Michael H. Hart
saja sebagai seorang nonmuslim menempatkan Muhammad Saw., diurutan pertama
dalam bukunya, Maka penulis pun akan mengawali tulisan ini dari kisah
inspiratif Muhammad Saw., dalam hal pengabdian pada masyarakat.
Dalam suatu riwayat
dikatakan bahwa Muhammad Saw., setiap hari memberikan dan menyuapkan makanan
kepada seorang nenek buta dari kalangan Yahudi di suatu pojok pasar. Setiap
kali Muhammad Saw., hendak menyuapkan makanan, beliau senantiasa melembutkannya
terlebih dahulu agar mudah di telan oleh nenek buta tersebut. Namun dalam suatu
percakapannya dengan Muhammad Saw., nenek buta tersebut menjelek-jelekan dan
membenci Muhammad Saw. Dan Muhammad Saw., hanya diam dan tersenyum.
Ketika Muhammad Saw.,
wafat, Abu Bakar Ash-Siddiq bertanya kepada Aisyah, “Wahai Aisyah amalan apa
yang senantiasa dilakukan oleh Muhammad Saw., semasa hidupnya? Aisyah menjawab,
“Beliau senantiasa memberikan makan kepada seorang nenek buta di pojok pasar. Maka
Abu Bakar pun bergegas untuk melanjutkan amalan yang senantiasa dilakukan oleh
Muhammad Saw., semasa hidupnya.
Ketika Abu Bakar
memberikan makanan kepada nenek buta tersebut, sang nenek buta langsung
berkata, “Siapa engkau, dan kenapa bukan seperti biasanya engkau melembutkan
makanan tersebut terlebih dahulu untuk memudahkanku menelannya? Kemudian
dijawab, “Saya Abu Bakar Ash-Siddiq, dan orang yang senantiasa memberi dan
menyuapkanmu makanan adalah Muhammad Saw., dan sekarang beliau telah wafat.
Setelah mendengar jawaban dari Abu Bakar, nenek buta tersebut langsung menagis
dan menyatakan diri masuk Islam.
Itu hanya sebagian
kecil dari keteladanan Muhammad Saw. Mengabdi untuk masyarakat tidak hanya
kepada yang se-agama, se-suku atau se-etnis. Melainkan kepada seluruh umat
manusia yang membutuhkan pertolongan. Muhammad Saw., sebagai pemimpin agama dan
pemimpin negara dalam sejarahnya telah berhasil memberi cinta dan pelayanan
terhadap yang dipimpinnya.
Pesan untuk mahasiswa. Dalam
Tridharma Perguruan Tinggi disebutkan salah satunya adalah pengabdian pada
masyarakat. Oleh karenanya tidak dikatakan sebagai mahasiswa kalau tidak
mengabdi dan tidak memiliki niat untuk mengabdi. Sehingga menjadi suatu
keharusan kepada mahasiswa untuk mengabdi pada masyarakat. Karena mahasiswa itu
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pengabdian dilakukan bukan untuk
mencari popularitas dan pencitraan, tetapi untuk menciptakan kebaikan dan
keharmonisan dalam hidup. Mengabdilah dengan semua kemampun yang dimiliki baik
tenaga, finansial, akal fikiran/ ide, gagasan. Pengabdian pada masyarakat bukan
masalah siap dan tidak siap, tetapi kesadaran. Masyarakat tidak menilai
seberapa kayanya seseorang, tetapi karya dan kontribusi apa yang sudah
diberikan untuk kemaslahatan masyarakat. Pada akhirnya yang dilihat adalah
nilai kebermanfaatan pribadi seseorang bukan kekayaan dan popularitasnya. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar